Limfoma, Kenali Sedari Dini

Kanker ini menyerang sistem kelenjar getah bening. 


Suatu hari Anda menemukan benjolan di kanan kiri leher, ketiak atau lipatan paha, yang jika disentuh terasa sakit. Atau berat badan turun sekitar 10 kilogram dalam tempo enam bulan. Jangan anggap remeh hal tersebut karena bisa jadi, itu merupakan gejala awal dari limfoma. 

Nama limfoma mugkin masih terasa asing bagi sebagian orang. Tapi sebenarnya penyakit yang satu ini patut diwaspadai lantaran risiko yang diakibatkan terbilang bisa sangat serius. Limfoma merupakan jenis kanker yang dewasa ini berkembang sangat progresif setelah melanoma dan paru. Kanker itu menyerang sistem limfatik (sistem kelenjar getah bening) yakni komponen terpenting dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker. 

Saat ini, tercatat sekitar 1,5 juta orang penderita limfoma di seluruh dunia. Adapun setiap tahunnya, 300 ribu orang meninggal karenanya.''Angka kejadiannya juga meningkat 80 persen dalam periode 1970 an sampai 1990 an,'' kata Direktur Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan, Dr.Achmad Hardiman SPKJ MARS, saat peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia, Jumat (15/9) di Jakarta.

Dari data tersebut, dapat diketahui akibat fatal yang bisa disebabkan oleh limfoma. Akan tetapi, sayangnya, sekitar tiga perempat atau 74 persen penduduk dunia tidak mengetahui bahwa limfoma adalah salah satu jenis kanker. Sementara kurang dari setengah populasi dunia, tidak mengetahui apapun tentang limfoma.

Terdapat dua macam kanker sistem limfatik ini. Yakni penyakit Hodgkin dan Limfoma Non Hodgkin (NHL). NHL adalah sekelompok penyakit keganasan yang saling berkaitan dan mengenai sistem limfatik. 

Sistem limfatik memainkan peran kunci dalam sistem pertahanan alamiah tubuh. Cairan limfatik berupa cairan putih mirip susu yang mengandung protein, lemak serta limfosit (sel darah putih), semuanya mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfatik. 

''Penyebab pasti NHL belum diketahui. Namun ada empat kemungkinan, antara lain faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infensi virus atau bakteria dan toksim lingkungan--herbisida, pengawet dan pewarna kimia,'' terangnya lagi. Umumnya, kejadian NFL meningkat seiring pertambahan usia.

Dijelaskan lebih jauh, limfoma merupakan kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Sel limfosit ini seharusnya mengalami tahapan, dari sel yang masih muda, setengah matang hingga matang. 

Tapi karena satu dan lain hal, bisa karena virus, kelainan genetik dan sebagainya, proses pematangan tidak sampai tuntas, misalnya hanya sampai tahap setengah matang. Dan tak berhenti di situ, sel yang setengah matang ini berkembang biak dan berakibat sel abnormal menjadi ganas. 

Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas ini dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limfa, sumsum tulang, darah dan organ lainnya. Adapun pada bagian tertentu, dapat timbul benjolan tadi.

Oleh karenanya, salah satu upaya untuk mengetahui adakah limfoma itu, cobalah meraba bagian pinggang, dada, di bawah rahang, kanan kiri leher, di dada atas, ketiak, lipat paha dan paha atas. Sementara tanda-tanda sistemik yang lain adalah kalau seseorang merasa demam tanpa sebab jelas atau berat badan turun 10 kilogram dalam waktu enam bulan.

''Bisa juga dilihat jika orang itu terus berkeringat walaupun udara dingin,'' ungkap konsultan hematologi dan onkologi medik RS Kanker Dharmais dan RSCM Jakarta, DR.Dr.Djumhana A.SpPD KHOM. Limfoma terdiri empat tingkatan. Stadium pertama ditandai adanya benjolan di leher, stadium dua benjolan di kiri kanan leher, stadium tiga jika sudah melewati diagfragma yang menyebabkan limfa (kelenjar getah bening) membesar dan stadium empat apabila sudah sampai ke sumsum tulang atau organ lain seperti paru dsb. 

Sudah barang tentu, lebih dini diketemukan, yakni pada stadium satu, maka akan lebih mudah pengobatannya dan responnya lebih baik. ''Pengobatan yang utama adalah dengan pengobatan sistemik, berupa infus dan suntikan, sehingga memungkinkan obat beredar ke seluruh tubuh,'' tukasnya. 

Dahulu, metode kemoterapi digunakan. Tetapi perkembangan mutakhir memunculkan terapi antibodi monoklonal. Jika kemoterapi bekerja langsung menghancurkan inti sel, antibodi ini bekerja di luar sel limfoma sehingga rangsangan anti gen tidak bisa menyebabkan sel-sel limfoma berkontraksi."Yang paling bagus adalah kombinasi keduanya,'' ujar dia menjelaskan.

Namun apabila benjolan berada di satu tempat, pengobatannya bisa dengan radiasi sinar. Pada orang yang beresiko tinggi limfoma--bisa timbul tumbuh lagi, usia lanjut, badan lemah, stadium lanjut dll--diberikan kemoterapi dalam dosis tinggi. Selain itu, sumsum tulang pasien pun perlu diselamatkan untuk kemudian dimasukkan kembali (transplantasi patologis). 

Pada deteksi limfoma agresif, kondisi kanker itu cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, dapat fatal akibatnya dalam tempo enam bulan. Sedangkan angka harapan hidup rata-rata lima tahun dengan sekitar 30-40 persen sembuh. ''Akan tetapi, bagi pasien yang terdiagnosis dini dan langsung diobati, lebih mungkin meraih remisi sempurna dan jarang mengalami kekambuhan,'' papar Djumhana menambahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Rahasia Besar Dibalik Sukses Bisnis Online