Kanker Nasofaring Paling Banyak Diderita

Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyakarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL). Penyakit tersebut antara lain disebabkan oleh zat nitrosamin yang banyak terdapat pada makanan yang diawetkan dengan pembakaran dengan suhu tinggi dan pengasinan seperti, ikan asin. 

Demikian diungkapkan, Dr dr Widodo Ario Kentjono Sp THT-KL, Senin (28/10) dalam jumpa pers. Acara tersebut berkaitan dengan akan diselenggarakannya Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III THT-KL RSUD Dr Soetomo yang mengambil tema "Perkembangan Terkini Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas THT-KL". 

Menurut Widodo, bagian THT-Kl RSUD Dr Soetomo, mencatat sekitar 400 orang terserang tumor ganas atau kanker THT-KL setiap tahunnya. Untuk jenis tumor ganas tersebut, yang paling banyak diderita masyarakat adalah kanker nasofaring. Nasofaring merupakan saluran yang terletak di belakang hidung, tepatnya di atas rongga mulut. 

Tingginya angka penderita kanker tersebut, tergambar pula lewat penelitian yang dilakukan oleh RSUD Dr Soetomo sejak tahun 1996-2000 lalu. 

Terhitung ada sekitar 2.119 penderita tumor ganas THT-KL. Sebesar 41,9 persen, merupakan penderita kanker nasofaring. Urutan kedua sebesar 11,51 persen adalah penderita kanker hidung, dan ketiga terbanyak adalah penderita kanker laring atau pita suara. Sisanya merupakan penderita kanker tonsil, thyroid, sinus maxilaris, dan telinga. 

"Pada dua tahun belakangan, kanker nasofaring tetap merupakan yang terbanyak diderita pasien, sedangkan kanker hidung dan laring saling bergantian pada peringkat kedua," ujarnya. 

Ikan asin dan tauco 

Tingginya angka penderita kanker nasofaring dikatakan Widodo dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama adalah keberadaan virus epsteinbarr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut 'terbangun', maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring. . 

Penyebab kedua adalah pada pengelolaan makanan. Pengawetan bahan makanan dengan cara dibakar dengan suhu tinggi, salah satunya dengan sinar matahari dapat menimbulkan senyawa karsinogenik yang terbukti dapat memicu kanker. 

Selain itu, pemicu lainnya adalah pengawetan makanan dengan cara pengasinan yang mengakibatkan tingginya zat nitrosamin dan radikal bebas. Contoh dari bahan-bahan yang berisiko tinggi tersebut, misalnya, ikan asin dan tauco yang banyak dikonsumsi masyarakat. 

"Masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengonsumsi makanan tersebut. Oleh karena hal itu bukan merupakan faktor penyebab tunggal. Tidak berbahaya, asal tidak berlebihan dan disertai pola hidup sehat," ujarnya. 

Selain kedua penyebab tersebut, ia mengatakan, faktor penyebab lain adalah ras. Diketahui ras mongoloid lebih rentan terhadap penyakit kanker nasofaring tersebut. 

Ia menambahkan ketiga faktor penyebab saling berkaitan dalam memicu kanker. Kanker nasofaring lebih rentan pula menyerang pada kelompok berisiko tinggi, seperti orang yang berusia di atas 40 tahun; perokok; pengonsumsi minuman beralkohol; penderita kekurangan vitamin kronis; dan kondisi sanitasi serta higienis mulut yang buruk. 

Gejala awal dari kanker nasofaring tersebut antara lain gejala pada telinga yang ditandai dengan dengingan terus-menerus pada telinga. 

Di samping itu, sering disertai gejala pada hidung seperti pilek berkepanjangan yang disertai dengan darah, suara parau yang berkepanjangan, sering mimisan dan nyeri saat menelan. 

Widodo menyayangkan, karena sekitar 90 persen masyarakat yang berobat di RSUD Dr Soetomo datang pada stadium lanjut. Padahal, menurutnya, kunci utama penyembuhan pada penyakit kanker adalah penemuan kasus pada stadium dini. Apalagi jika penyakit tersebut dibiarkan, kanker nasofaring dapat menyebar keorgan tubuh lain seperti tulang punggung, paru-paru, dan hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Rahasia Besar Dibalik Sukses Bisnis Online