Doa dan Fisika Kuantum

Mungkin anda belum pernah mendengar film yang berjudul What The Bleep Do We Know dan film berjudul The Secret. Kedua film tersebut sangat terkenal di Amerika karena telah menggugah kesadaran banyak orang. The Secret telah tampil di Larry King Live dan Oprah Winfrey Show. Kedua film tersebut berupaya membuktikan fenomena bahwa doa/ harapan/ keinginan kita akan terkabul, bukan dengan pembuktian memakai ayat-ayat kitab suci. tetapi dengan memakai teori psikologi, kedokteran, bahkan fisika kuantum.


Apakah fisika kuantum ?

Fisika kuantum adalah sebuah cabang fisika yang secara khusus mempelajari atom, elektron dan segala segala “kecil-kecil.” Tubuh kita terdiri dari atom, pada saat kita memikirkan sesuatu maka sel otak kita akan bergetar, menimbulkan energi sehingga energi itu akan bisa menarik energi lain yang sama. itu penjelasannya secara singkat.

Secara gampangnya, film itu menjelaskan dan membuktikan bahwa pikiran positif akan menarik hal-hal positif, dan pikiran negatif akan menarik hal-hal yang negatif. dan itu semua bisa dibuktikan.
contoh realistis: orang-orang dengan hobi, latar belakang, minat, spiritualitas yang sama akan cenderung berkumpul dengan sesamanya. seperti kata pepatah, birds with the same feathers flock together.

Pada saat kita berdoa, pikiran sadar dan bawah sadar kita akan menimbulkan vibrasi yang sangat kuat [tergantung tingkat iman seseorang]. vibrasi tersebut bisa diukur dengan alat-alat tertentu dan digolongkan dalam fase beta, alfa, delta, dan gamma. pada saat yang paling khusyuk, otak memasuki fase delta, dimana otak bawah sadar kita bekerja dan mengaktifkan sel-sel/ bagian-bagian otak yang biasanya tidak aktif. ini sudah dibuktikan dengan berbagai experimen dimana seseorang yang sedang bermeditasi/ berdoa/ berbahasa roh [nasrani]/ trance dancing [hindhu], diukur dengan MRI.
vibrasi yang ‘dipancarkan’ oleh otak ini ‘ditangkap’ oleh alam dan alam akan merespons sesuai dengan teori fisika kuantum tersebut.

Singkatnya, alam akan merespons vibrasi tersebut dengan vibrasi yang sesuai. Dalam kata2 religius, Tuhan mengabulkan doa kita.

Banyak orang yang berpikir, lho kalau begitu apa berarti Tuhan tidak ada? Pemikiran yang sempit dan justru tidak logis. Semua bukti saintifik ini justru membuktikan bahwa Tuhan benar-benar ada dan selalu memperhatikan kita.

“And god said, let there be light. And there was light” [Genesis]

Secara teori fisika kuantum, energi yang paling mendasar terdiri dari partikel-partikel yang membentuk sinar/ light. Tuhan menciptakan segalanya dari kosong menjadi berisi [alkitab nasrani].
hal ini dibuktikan dengan teori “anti matter” creates “matter”. [penjelasan detail tentang teori ini secara mudah dimengerti dapat dibaca di novel fiksi karangan Dan Brown yang berjudul Angels and Demons.]

Semua sistem “supranatural” yang dibuktikan secara scientific ini memperkuat/ membuktikan bahwa Tuhan bukanlah sebuah entitas yang bersifat mitos/ hanya harapan kosong dari umat manusia.
sistem alam semesta yang begitu luas dan tidak terbatas, yang jauh melampaui pemikiran kita, adalah Tuhan. [dalam hal ini rekan-rekan Taois telah “belajar” fisika kuantum dari zaman dulu 
“Apapun yang kamu minta dalam namaKu maka Aku akan mengabulkannya”, Jesus once said that. Satu-satunya hal yang menghalangi terkabulnya permohonan kita adalah karena diri kita sendiri. dalam bahasa psikologis ini disebut psychological reversal. bahasa hipnotis = mental block. bahasa retret2 nasrani = luka batin.

Jadi bisa kita lihat dan buktikan bahwa Tuhan benar-benar ada dan mengasihi umatNya.

Perumpamaan dalam kitab suci nasrani tentang talenta sudah sangat menggambarkan dengan indah. emosi, cara berpikir kritis, otak bawah sadar, otak sadar, semua itu telah diciptakanNya dalam diri kita. itu semua adalah talenta kita. karenanya harus kita gunakan secara maksimal dalam segala hal, termasuk dalam spiritualitas.

Iman itu bukan hanya berasal dari hati yang mencintaiNya, tetapi juga harus berasal dari otak yang berpikir secara kritis terhadap semua keadaan. Iman yang cuma mengandalkan “percaya” tanpa logika kritis akan cenderung tidak bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri dan menyerahkan tanggungjawab perbuatannya pada Tuhan. Iman yang cuma mengandalkan logika tanpa hati/ emosi akan cenderung menganggap dirinya yang paling penting dan bukan Tuhan yang utama.

Keseimbangan antara emosi dan logika akan membawa kepada keseimbangan dimana manusia menggali talentanya dan Tuhan melengkapinya. seperti ada kata-kata dalam alkitab nasrani,”kita menanam dan membajak, tetapi Tuhan yang memberi pertumbuhan”. Karena Tuhan itu universal [hukum fisika kuantum universal di setiap sudut alam semesta], Maka adalah sangat bodoh apabila sekelompok orang dengan mengatasnamakan agama/ aliran tertentu berupaya “mengangkangi” Tuhan itu dengan mengatasnamakan kelompoknya sendiri. Tuhan yang begitu besar diakui hanya sebagai milik agamanya sendiri. padahal agama bukan dibuat oleh Tuhan tapi oleh persepsi, histori, sosial budaya manusia.

Sangat bodoh kiranya kita sebagai manusia yang “memperjuangkan” Tuhan lewat bentrokan antar agama. Sangat bodoh dan tidak spiritualis sama sekali.

Saya percaya bahwa semakin seseorang mencintai Tuhan, semakin orang tidak “sok menjadi Tuhan” ataupun “sok membela agama/ kelompoknya”. Semakin orang mencintai dan ‘melakukan kehendakNya’, semakin kita akan rendah hati berhadapan dengan kekuatan yang sebesar alam semesta, tetapi kita juga akan semakin yakin bahwa Tuhan akan mengabulkan setiap doa kita.
semakin kita rendah hati, semakin kita menghargai setiap perbedaan dan tidak menghakimi orang-orang yang berada di luar kelompok/ aliran/ agama kita.

Karena Tuhan yang begitu besar adalah milik semua umat manusia.

we are not a human being with a spiritual experience
we are spiritual being with a human experience

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2 Rahasia Besar Dibalik Sukses Bisnis Online

5 Buku Strategi Terbaik Sepanjang Masa